Archive for Mei 2014

SENI dan BUDAYA ACEH

Minggu, 04 Mei 2014
Posted by Geulumpang Sulu Timu
Seni dan Budaya
Aceh merupakan kawasan yang sangat kaya dengan seni budaya galibnya wilayah Indonesia lainnya. Aceh mempunyai aneka seni budaya yang khas seperti tari-tarian, dan budaya lainnya seperti:
  1. Didong (seni pertunjukan dari masyarakat Gayo)
  2. Meuseukee Eungkot (sebuah tradisi di wilayah Aceh Barat)
  3. Peusijuek (atau Tepung tawar dalam tradisi Melayu)


 
Seperti halnya di daerah-daerah lain di Indonesia yang mempunyai banyak tahapan sebelum seseorang benar-benar resmi menjadi suami istri maka di Aceh pun demikian pula adanya. Sebelum mempelai resmi menjadi suami istri haruslah terlebih dahulu melewati beberapa prosesi adat yang lumayan panjang. Apa saja prosesi adatnya. Prosesi adat pernikahan di Aceh ini dibagi dalam beberapa tahapan yang kesemuanya wajib dilalui oleh kedua mempelai. Ini dia tahapan-tahapan dalam pernikahan adat Aceh..
Aceh yang sebelumnya pernah disebut dengan nama Daerah Istimewa Aceh (1959-2001) dan Nanggroe Aceh Darussalam (2001-2009) adalah provinsi paling barat di Indonesia. Aceh memiliki otonomi yang diatur tersendiri, berbeda dengan kebanyakan provinsi lain di Indonesia, karena alasan sejarah.Daerah ini berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah barat, Selat Malaka di sebelah timur, dan Sumatera Utara di sebelah tenggara dan selatan. Di aceh sangat banyak daerah-daerah wisata yang harus anda kunjungi ketika anda datang ke aceh. nah ini adalah 10 urutan tempat wisata yang paling indah di aceh menurut Blogger Anak Aceh
.

1. Panta Terong ( Aceh Tengah )

10 Tempat Wisata Terindah di Aceh
Pantan Terong adalah sebuah bukit yang terletak di puncak bukit dataran tinggi gayo. Di tempat ini kita bisa melihat ibu kota Aceh Tengah dan danau Laut Tawar secara keseluruhan, lapangan pacuan kuda di kecamatan Pegasing, bandara udara Rembele dari atas, dengan diapit serta dikelilingi punggung gunung bukit barisan yang elok. Pantan Terong terletak di kecamatan Bebesan, 7.5 km dari kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah





Pergi berwisata ke Aceh tak lengkap bila belum mencicipi kuliner dan makanan khas daerah Aceh. Berikut 10 makanan khas dari daerah Aceh yang patut Anda cicipi.

1. Manisan pala

Manisan pala merupakan salah satu jenis makanan ringan yang tergolong dalam kelompok manisan buah-buahan. Usaha pembuatan manisan pala tidak memerlukan teknologi yang sulit dan pembuatannya cukup mudah, oleh karena itu usaha ini mudah dilakukan oleh para pengusaha baru.
Pembuatan manisan pala umumnya dilakukan oleh pengusaha kecil di daerah penghasil pala. Kabupaten Aceh Selatan adalah kabupaten penghasil komoditi pala terbesar di Aceh bahkan di Pulau Sumatera. Manisan buah pala ini termasuk industri rumah tangga yang banyak dijumpai di Kabupaten Aceh Selatan. Selain diolah menjadi manisan dan sirup, pala dapat dibuat juga menjadi minyak pala yang berkhasiat tinggi untuk mengobati luka. Bahkan kini kue dan kembang gula pun dapat dibuat dari buah pala.
Manisan Pala kha aceh 
Manisan Pala
Manisan pala selain menjadi makanan ringan yang disajikan pada saat perayaan hari-hari besar lebaran dan tahun baru bagi masyarakat setempat juga dapat dijadikan buah tangan bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah ini.

2.  Sanger 


 
Sanger adalah sejenis minuman yang hanya ada di Aceh. Sanger atau juga sering di sebut kopi sanger ini secara umum mirip dengan capucino, tapi menurut saya jauh lebih nikmat kopi sanger ini. Selain itu jika kita melihat sekilas maka sanger ini akan sangatlah tampak seperti kopi susu biasa, tetapi jika kita menilik dari rasanya, kopi sanger ini memiliki rasa yang sangat khas dan berbeda dari rasa kopi lainnya.
Sanger minuman kha aceh 
Sanger
Memang dari dahulu Aceh ini terkenal dengan khas kopi saring/tarik-nya. Bagi para pecinta kopi sejati pasti akan segera dapat merasakan bedanya, apabila sudah merasakan kopi Aceh. Warung yang paling terkenal dalam menyajikan jenis minuman ini adalah warung solong di kawasan Ulee Kareng dan Chek Yuke di kawasan Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Selain itu, hampir di setiap ruas jalan di Banda Aceh pasti akan banyak kita temui warung-warung kopi, tempat nongkrong dari segala usia.

3.  Pisang Sale


 
Pisang adalah tanaman hortikultura yang cukup penting untuk kesehatan. Pisang yang sudah matang dapat diolah berbagai macam makanan salah satunya adalah disale alias pisang sale, pisang sale sudah lama dikenal sebagai makanan tradisional daerah, salah satunya pisang sale khas Aceh banyak dikawasan Kabupaten Aceh Timur yang merupakan sentra pisang sale untuk daerah Aceh.
Pisang Sale makanan khas aceh 
Pisang Sale
Pisang sale khas Aceh, proses pembuatannya adalah pisang yang sudah matang di kupas kulitnya lalu dijemur dipanas matahari , setelah itu dilakukan penyaleaan/pengasapan sehingga pisang sale lebih tahan lama, seterusnya dioleskan/dilumuri gula tebu (bukan gula pasir),pisang sale mempunyai aroma dan rasa yang khas. Warnanya kecoklat-coklatan, agak berkilat sedikit membuat kita ingin mencicipinya.

Pisang sale merupakan makanan ringan masyarakat Aceh sejak zaman indatu dulu, yang sudah menjadi buah tangan dari Aceh. Pisang sale bisa langsung dimakan atau digoreng dengan tepung terlebih dahulu.


4.  Kembang loyang


Kembang loyang ini terbuat dari tepung roti yang di campur dengan gula dan telur serta pati santan. Adonan ini diaduk hingga rata lalu cetakan kembang loyang dicelupkan ke dalam adonan kemudian digoreng ke dalam penggorengan.
Kembang Loyang makanan khas aceh 
Kembang Loyang
Kue ini sering kita jumpai disaat ada acara hajatan, tidak ketinggalan juga dipelosok-pelosok desa di Aceh kue sangat setia untuk menemani pada hari-hari besar agama, seperti waktu lebaran, serta cocok dinikmati pada waktu-waktu santai bersama keluarga.

5.  Lepat


 


Lepat makanan khas aceh 
Lepat
Lepat, makanan ini di buat dari tepung ketan yang diisi dengan gula merah hingga kalis, kemudian di bungkus dengan menggunakan daun pisang dan di bagian tengahnya di beri kelapa parut yang telah di gongseng dengan gula yang di namakan inti lalu di kukus hingga matang. Lepat khusus di sajikan pada hari-hari tertentu pada masyarakat Gayo terutama menjelang puasa (megang) dan lebaran, makanan ini tahan lama jika di asapi dapat bertahan sampai 2 minggu.

6.  Rujak Aceh Samalanga


Rujak Aceh Samalanga, disebut demikian karena rujak Aceh tentunya banyak ditemukan di Aceh sampai dipelosok-pelosok desa. Samalanga merupakan salah satu kecataman yang terdapat di kabupaten Bireuen.
Rujak Aceh Samalanga aceh 
Rujak Aceh Samalanga
Keunikan rujak Aceh pada umumnya memiliki keistimewaannya yang terletak pada cita rasanya yang asam, manis dan pedas. Bahan-bahan yang digunakan memang relatif sama seperti pembuatan rujak pada umumnya, yang terdiri dari buah mangga, pepaya, kedondong, bengkuang, jambu air, nenas, dan timun, namun bumbu-bumbu yang digunakan, memiliki ciri khas tersendiri seperti garam, cabe rawet, asam jawa, gula aren (merah) yang cair, kacang tanah dan pisang monyet (pisang batu) atau rumbia (salak Aceh).

Yang menarik dari rujak Aceh Samalanga ini, di atas tempat ulekan yang besar terbuat dari batu itu bisa menampung untuk 50 porsi rujak, ada juga ulekan yang digunakan biasanya yang terbuat dari kayu jati. Cara penyajiannya rujak biasanya memang ddilakukan dengan dua cara, yaitu pertama ditaruh di dalam piring dan yang kedua ditaruh di atas daun pisang. Pembeli yang makan di warung, biasanya disediakan di dalam piring, sedangkan yang akan dibawa pulang, biasanya dibungkus dengan daun pisang yang tentu menjadi ciri khas tersendiri.


7.  Keumamah 


 
Keumamah atau sering disebut dengan Ikan kayu merupakan makanan tradisional Aceh yang paling banyak diminati oleh masyarakat Aceh. Selain memiliki rasa yang lezat dan unik, ikan ini terbuat dari ikan tuna yang telah direbus, kemudian dikeringkan dan diiris-iris kecil.
Keumamah makanan khas aceh 
Keumamah
Biasa dimasak dengan menggunakan santan kelapa, kentang, cabai hijau dan rempah lainnya. Ikan kayu ini tahan lama untuk dibawa perjalanan jauh, sehingga dapat dijadikan bekal dalam perjalanan. Selama perang Aceh melawan Belanda di hutan, jenis makanan ini sangat terkenal karena sangat mudah dibawa dan dimasak. Nama lainnya adalah katshiobushi.

8.  Kue Bhoi 


 
Kue Bhoi adalah penganan khas Aceh Besar yang dikenal luas oleh masyarakat Aceh. Bentuk kue ini sangat bervariasi, seperti : bentuk ikan, bintang, bunga, dan lain-lain. Kue Bhoi ini dapat menjadikan salah satu buah tangan ketika akan berkunjung ke sanak saudara atau tetangga yang mengadakan hajatan atau pesta, seperti sunatan dan kelahiran. 
Kue Bhoi makanan khas aceh 
Kue Bhoi
Kue Bhoi ini mempunyai harga yang sangat relatif murah, satu kemasan berkisar dengan harga Rp. 5.000,- ,10.000,- bahkan ada yang ratusan ribu.

Kue Bhoi juga dijadikan sebagai salah satu isi dari bingkisan seserahan yang dibawa oleh calon pengantin pria untuk calon pengantin perempuan pada saat acara pernikahan.


Kue Bhoi sendiri biasanya diperoleh di pasar-pasar tradisional ataupun dipesan langsung pada pembuatnya. Proses pembuatan kue Bhoi ini pun tergolong sedikit rumit. Pasalnya, tidak semua orang bisa membuat kuliner ini dan dibutuhkan kesabaran serta keuletan.


9.  Bohromrom 

 

Bohromrom makanan khas aceh 
Bohromrom
Bohromrom atau dikenal juga dengan kue boh duek beudeh, kue ini terbuat dari tepung ketan yang dibalut dengan parutan kelapa. Cara membuatnya sangat mudah. Campurkan tepung ketan, garam dan air panas. Aduk hingga rata. Tuang air dingin, aduk hingga adonan kalis. Ambil satu sendok teh adonan isi dengan bahan isian yakni gula jawa. Bulatkan dan panaskan air bersama daun pandan hingga mendidih. Masukkan adonan, angkat, gulingkan diatas kelapa parut lalu sajikan.

10.  Meuseukat  


Meuseukat ini merupakan salah satu kue tradisional dari aceh atau semacam dodol nanas khas aceh. Meuseukat terbuat dari tepung terigu dan campuran buah nanas, paduan yang unik dengan cita rasa yang khas. Meuseukat sangat jarang ditemukan dipasar-pasar tradisional dan terkadang harus dipesan terlebih dahulu.
Meuseukat makanan khas aceh 
Meuseukat
Jika sebelumnya meuseukat sering dibawa pada acara perkawinan aceh, kini meuseukat dapat juga dijadikan oleh-oleh jika berkunjung ke aceh.

Itulah 10 makanan khas daerah Aceh, jangan lupa untuk mencicipi salah satu jenis makanan di atas atau bisa juga Anda bawa pulang sebagai oleh-oleh berkunjung ke Aceh.

Sumber dan gambar: peunajoh.tumblr.com

MUSHALLA GLUMPANG SULU TIMU

ACEH » KAB. ACEH UTARA » DEWANTARA
Mushalla Glumpang Sulu Timu
Alamat : Jln. Rel Kereta Api Gampong Glumpang Sulu Timu
LHOKSEUMAWE – Selang sehari dari peristiwa tabrakan kereta api dengan truk pengangkut elpiji di Kemayoran Lama, Jakarta, terjadi pula tabrakan antara Kereta Api (KA) Aceh dengan mobil Taft BL 560 KK di Desa Glumpang Sulu Barat, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara. Bedanya, pada peristiwa Selasa (10/12) sekitar pukul 08.30 WIB itu tak ada korban jiwa, namun bagian kiri depan KA pecah, sedangkan bagian depan mobil peyot.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Serambi, KA Aceh yang sedang mengangkut sekitar 70 murid TK Kecamatan Muara Batu bergerak dari Bungkah sekitar pukul 08.25 WIB. Baru lima menit melaju, KA pun tiba di Simpang Empat Glumpung Sulu Barat, Kecamatan Dewantara. Di simpang itu mobil Taft yang dikendarai Sudirman Saleh (40), asal Blang Naleung Mameh, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, sedang melintas, sehingga tabrakan tak terelakkan.
Kepada Serambi, Sudirman menjelaskan bahwa dia baru saja pulang membeli bibit ikan dari Lancang Barat. Saat hendak melintasi rel kereta, menurutnya, palang pintu tak tertutup, sehingga dia berani menaiki rel. Begitupun, dia berhenti sejenak untuk memastikan apakah ada orang yang melintas atau tidak.
“Tiba-tiba saja sudah ada kereta api dan langsung menabrak bagian depan mobil saya. Bagian depan mobil saya terjepit oleh palang pintu kereta api dan sempat terangkat. Untung tidak terbalik,” ujarnya.
Tak lama pascakejadian, warga dan pihak kepolisian datang ke lokasi. KA yang hanya pecah fibernya di bagian depan kiri langsung melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Krueng Geukueh. Sedangkan mobil terpaksa diderek menuju Polsek Dewantara.
Kepala Operasi KA Aceh, Arminizar, mengaku tidak tahu siapa yang salah sehingga tabrakan itu terjadi. Namun, bila dilihat dari kondisi KA yang pecah bagain samping depan kirinya, dia prediksi, mobillah yang menabrak KA. “Namun demikian, kita serahkan semuanya kepada polisi yang melakukan penyelidikan kasus ini,” ujar Arminizar.
Saat disinggung Serambi bahwa palang pintu tidak tertutup saat KA lewat, sebagaimana dikatakan Sudirman Saleh, Arminizar mengatakan tidak dapat berkomentar mengenai hal itu. “Tapi pastinya, pascakejadian itu KA tetap beroperasi sesuai jadwal yang ada,” demikian Arminizar.
Kapolres Lhokseumawe AKBP Joko Surahmanto, melalui Kasat Lantas AKP Edwin mengatakan, pengoperasian kereta api di jalur Krueng Mane-Bungkah-Krueng Geukueh itu sama sekali tidak dikoordinasikan dengan pihaknya. “Seharusnya bila ada koordinasi kita bisa sarankan dari aspek keamanannya, sehingga tabrakan seperti ini tak sampai terjadi,” ujar Edwin.
Berdasarkan hasil sementara olah lokasi, menurut AKP Edwin, saat KA datang, mobil pun melaju, sehingga terjadi tabrakan di bagian depan. “Namun, untuk menindaklanjuti kejadian ini, kita akan periksa sopir mobil dan pihak manajemen kereta api serta sejumlah saksi mata,” demikian AKP Edwin.
Sebelumnya, Minggu (8/12) lalu, Wakil Ketua DPRA, Drs Sulaiman Abda MSi sudah memperingatkan bahwa kereta api Aceh itu berbahaya bila terus dioperasikan, karena belum ada pagar pembatas, sehingga dapat mengancam keselamatan warga.
Ketika kabar tentang tabrakan itu disampaikan kepadanya kemarin pagi di Banda Aceh, Sulaiman Abda berkomentar, “Nah kan, sudah saya ingatkan. Itulah susahnya kalau yang beroperasi itu ‘kereta api Abunawas’,” ujarnya setengah berseloroh. (bah/bur)





Pada zaman kekuasaan zaman Sultan Iskandar Muda Meukuta Perkasa Alam, Aceh merupakan negeri yang amat kaya dan makmur. Menurut seorang penjelajah asal Perancis yang tiba pada masa kejayaan Aceh di zaman tersebut, kekuasaan Aceh mencapai pesisir barat Minangkabau. Kekuasaan Aceh pula meliputi hingga Perak. Kesultanan Aceh telah menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan di dunia Barat pada abad ke-16, termasuk Inggris, Ottoman, dan Belanda
VISI dan MISI GAMPONG GLP.SULU TIMU


       VISI :
Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta efektif dalam menata ketentraman, sehingga administrasi dan perekonomian masyarakat dapat berjalan dengan baik dan berkesinambungan”.
Welcome to My Blog

Popular Post

GEUCHIK GAMPONG GEULUMPANG SULU TIMU. Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © GEULUMPANG SULU TIMU -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -